February 20, 2009

Potensi Wisata Religius di Aceh (“Peulheuh Kaoi” di Makam Keramat Panjang Tamiang)

Aceh memiliki banyak potensi wisata, mulai wisata alam, budaya, sampai dengan wisata religius. Wisata religius ini terkait dengan keberadaan agama Islam di Aceh yang telah mendarah daging. Aceh merupakan daerah pertama di Nusantara yang menerima ajaran agama Islam. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa kehidupan Islami begitu merasuk dalam diri ureung Aceh.
Salah satu aspek yang menarik dari aktivitas keagamaan yang menjadi potensi wisata adalah ziarah ke makam para leluhur atau ulama-ulama. Biasanya, masyarakat Aceh pergi ke makam dengan berbagai tujuan, misalnya ziarah, melepas kaul dan sebagainya. Salah satu makam yang sering dikunjungi adalah makam Teungku Syiah Kuala yang berada di Banda Aceh. Selain itu ada beberapa makam lain di Aceh yang juga dikunjungi, misalnya makam keramat Aceh Tamiang.

“Peulheuh Kaoi” di Makam Keramat Panjang Tamiang
Kuburan panjang yang berlokasi di jalan menuju perkebunan PT. Mapoli Raya kawasan Desa Semadam, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, yang oleh masyarakat setempat diyakini sebagai makam keramat, setiap hari ramai dikunjungi warga. Umumnya, warga datang ke lokasi makam itu untuk melepas atau menunaikan kaul (nazar) yang dalam bahasa Aceh kerap disebut peulheuh kaoi.
Penjaga Makam Keramat Panjang, Bardan (56) yang ditanyai menyebutkan bahwa makam ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Makam ini sebelumnya dijaga kakeknya yang bernama Leebe Alang dan ketika itu Bardan masih kanak-kanak. Lalu sepeninggal kakeknya, Bardan melanjutkan pekerjaan menjaga kuburan ini dengan tekun dan itu dilakukan sampai sekarang.
Dijelaskan Bardan bahwa makam yang dijaganya itu merupakan pekerjaan warisan dari kakeknya. Selanjutnya orang yang bernama Jamaluddin itu menjanjikan akan memberikan uang setiap bulannya kepada Bardan sebagai penjaga makam sebesar Rp 15.000. Dengan senang hati uang itu memang diterima Bardan sekitar beberapa tahun yang diperkirakannya antara tahun 1982 hingga 1986.
Lalu sejak tahun 1986 sampai sekarang, Bardan mengaku honor tersebut tidak pernah diterima lagi. Begitu pun Bardan mengaku tidak merasa kecewa kendati uang bulanan yang diberikan itu tidak lagi dibayar saat ini. Dia mengaku tetap membersihkan makam Keramat Panjang setiap hari. “Makam ini harus terus dirawat karena setiap hari ada saja orang yang datang untuk melepas nazar. Bahkan kalau hari Jumat, warga yang datang mencapai puluhan orang,” katanya.
Kebanyakan, warga yang datang ke makam ini membawa makanan dan membagikannya kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar makam termasuk untuk sesama pengunjung, lalu dimakan bersama-sama. Ada yang membawa nasi, pulut kuning, ayam panggang, buah-buahan dan berbagai macam penganan lain yang enak cita rasanya.
Para petani dan pekerja perkebunan yang ada di sekitar lokasi makam tersebut pada umumnya ketiban rezeki memperoleh makanan enak dan bergizi setiap hari Jumat di lokasi makam tersebut.
Makam keramat panjang ini menurut Bardan sebagaimana disebutkan almarhum neneknya dulu adalah kuburan seorang alim yang bernama T Said Muhammad Ali. Semasa hidup, Said Muhammad Ali dikenal baik budi pekertinya, alim dan pintar. Lalu setelah meninggal, jasadnya dikebumikan di lokasi ini dan akhirnya orang-orang menamakan makam keramat panjang karena kuburan ini panjangnya mencapai lima meter dengan lebar dua meter.
Masih menurut cerita orang-orang dulu yang masih diingat Bardan, bahwa orang alim yang dimakamkan di kuburan panjang ini memiliki tubuh tinggi besar hingga saat dikebumikan, kuburannya harus dibuka besar dan panjang.
Batu nisan yang dibuat terukir dan ada tulisan jawi kuno yang banyak pengunjung tak mengetahui artinya. Tapi, lanjut Bardan, berdasarkan keterangan kakeknya, tulisan yang ada pada batu nisan kuburan panjang itu mempunyai makna yang sangat berarti.
Oleh karenanya, dari tahun ke tahun kuburan itu terus dianggap keramat dan dikunjungi warga yang ingin melepas nazar-nya dengan menyedekahkan (kenduri) makanan di makam ini. “Saya sudah merawat makam ini dengan bantuan sedekah dari orang-orang yang datang melayat ke kuburan ini,” terang Bardan.

No comments: